Rabu, 04 Desember 2013
Prasangka Diskriminasi dan Etnosentrisme
Agama dan Masyarakat
Kaitan
agama dengan masyarakat banyak dibuktikan oleh pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figur
nabi dalam mengubah kehidupan sosial, argumentasi rasional tentang ati dan hakikat
kehidupan, tentang Tuhan dan kesadaran
akan maut menimbulkan relegi dan sila Ketuhanan
Yang Maha Esa sampai pada pengalaman
agama para tasauf.
Bukti-bukti
itu sampai pada pendapat bahwaagama
merupakan tempat mencari makna hidup
yang final dan ultimate.
Agama yang diyakini, merupakan
sumber motivasi tindakan individu dalam hubungan sosialnya, dan kembali pada konsep
hubungan agama dengan masyarakat, di mana pengalaman keagamaan akan
terefleksikan pada tindakan sosial dan invidu dengan
masyarakat yang seharusnya tidak bersifat antagonis.
Peraturan
agama dalam masyarakat penuh dengan hidup,
menekankan pada hal-hal yang normative atau menunjuk kepada hal-hal yang sebaiknya dan seharusnya dilakukan.
Fungsi
Agama
Ada
tiga aspek penting yang selalu dipelajari dalam mendiskusikan fungsi agama dalam masyarakat, yaitu kebudayaan, sistem sosial, dan kepribadian.
Ketiga aspek itu merupakan
kompleks fenomena sosial terpadu yang pengaruhnya dapat diamati dalam perilaku
manusia, sehingga timbul pertanyaan sejauh mana fungsi
lembaga agama memelihara sistem, apakah lembaga agama terhadap kebudayaan adalah suatu sistem, atau
sejauh mana agama dapat mempertahankan keseimbangan pribadi melakukan fungsinya. Pertanyaan tersebut timbul karena sejak dulu
hingga sekarang, agama masih ada dan
mempunyai fungsi, bahkan memerankan sejumlah fungsi.
Fungsi
agama dalam pengukuhan nilai-nilai bersumber pada kerangka acuan
yang bersifat sakral, maka norma
pun dikukuhkan dengan sanksi sakral. Sanski sakral itu mempunyai
kekuatan memaksa istimewa karena ganjaran dan hukumannya
bersifat duniawi, supramanusiawi, dan ukhrowi.
Fungsi
agama di sosial adalah fungsi penentu,
di mana agama menciptakan suatu ikatan bersama baik antara anggota-anggota
beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban
sosial yang mempersatukan mereka.
Fungsi
agama sebagai sosialisasi individu adalah, saat individu tumbuh
dewasa, maka dia akan
membutuhkan suatu sistem nilai sebagai
tuntunan umum untuk mengarahkan aktifitasnya dalam masyarakat. Agama juga
berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan
kepribadiannya. Orang
tua tidak akan mengabaikan
upaya “moralisasi” anak-anaknya, seperti pendidikan agama mengajarkan bahwa hidup adalah
untuk memperoleh keselamatan sebagai tujuan utamanya. Karena itu, untuk mencapai
tujuan tersebut harus beribadah secara teratur dan kontinu.
Masalah
fungsionalisme agama dapat dianalisis lebih mudah pada komitmen
agama. Menurut Roland Robertson
(1984), dimensi komitmen
agama diklasifikasikan menjadi :
a.Dimensi
keyakinan mengandug perkiraan atau harapan bahwa orang
yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu, bahwa ia akan
mengikuti kebenaran ajaran-ajaran tertentu.
b.Praktek
agama mencakup perbuatan-perbuatan
memuja dan berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secra nyata. Ini
menyangkut hal yang berkaitan dengan seperangkat upacara keagamaan, perbuatan religius formal, perbuatan mulia, berbakti tidak bersifat formal, tidak bersifat publik dan relatif
spontan.
c.Dimensi
pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa semua
agama mempunyai perkiraan tertentu, yaitu orang yang benar-benar religius pada suatu
waktu akan mencapai pengetahuan yang langsung dan subjektif
tentang realitas tertinggi, mampu berhubungan dengan suatu perantara yang supernatural
meskipun dalam waktu yang singkat.
d.Dimensi
pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan bahwa orang-orang yang bersikap religius akan memiliki informasi
tentang ajaran-ajaran pokok keyakinan dan upacara keagamaan,
kitab suci, dan tradisi-tradisi keagamaan mereka.
e.Dimensi
konsekuensi dari komitmen religius berbeda dengan tingkah laku perseorangan
dan pembentukan citra pribadinya.
Fungsi
Agama Kepada Manusia
Dari
segi pragmatisme, seseorang itu menganut
sesuatu agama adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan
orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains
sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa
yang dihuraikan di bawah:
• Memberi pandangan dunia kepada satu-satu
budaya manusia.
Agama
dikatankan memberi pandangan dunia kepada manusia kerana ia sentiasanya
memberi penerangan mengenai dunia(sebagai satu
keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam
dunia. Penerangan bagi pekara ini sebenarnya sukar dicapai melalui
inderia manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama
Islam menerangkan kepada umatnya bahawa dunia adalah ciptaan
Allah(s.w.t) dan setiap manusia
harus menaati Allah(s.w.t).
• Menjawab berbagai persoalan yang tidak mampu dijawab oleh
manusia.
Sesetangah
soalan yang sentiasa ditanya oleh manusia
merupakan soalan yang tidak terjawab oleh akal manusia
sendiri. Contohnya soalan
kehidupan selepas mati, matlamat hidup, soal nasib
dan sebagainya. Bagi kebanyakan manusia, soalan-soalan ini adalah menarik dan untuk menjawabnya
adalah perlu. Maka, agama itulah berfungsi untuk menjawab soalan-soalan ini.
• Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.
Agama
merupakan satu faktor dalam pembentukkan
kelompok manusia.
Ini adalah kerana sistem agama menimbulkan keseragaman bukan sahaja kepercayaan
yang sama, malah tingkah laku,
pandangan dunia dan nilai yang sama.
• Memainkan fungsi kawalan sosial.
Kebanyakan
agama di dunia adalah menyaran kepada kebaikan.
Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kod etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini dikatakan
agama memainkan fungsi kawalan sosial.
Peranan
agama dalam membentuk masyarakat :
Oleh
kerana sifat kesejagatan pengaruh agama membentuk nilai dalam masyarakat, maka kajian mengenai
masyarakat tidak akan lengkap,
tanpa melihat agama sebagai antara faktor yang mempengaruhi pembentukan nilai masyarakat dalam sesebuah negara.
Dalam
Islam, nilai agama bertunjangkan
kepada tauhid dan bersendikan akidah. Bagi penganut
agama Islam, nilai yang mereka
pegang berpandukan kepada ajaran dan
panduan al-Quran dan sunnah. Oleh kerana
sebahagian besar penduduk negara ini beragama Islam, maka tentulah, nilai agama Islam berperanan dalam sejarah dan
membentuk masyarakat
Malaysia hingga hari ini.
Nilai
lain termasuk usaha membanteras rasuah, membasmi kemiskinan, mewujudkan keadilan sosial, meningkatkan produktiviti, mewujudkan masyarakat berintegriti, pengukuhan institusi keluarga, penekanan kepada pendidikan dan pencapaian ilmu pengetahuan serta sains dan
teknologi.
Semua
agama menyeru kepada kebaikan dan kerukunan
dalam perhubungan sesama manusia.
Islam, sebagai agama ‘yang mensejahterakan’
atau ‘agama keamanan’ sangat menuntut umatnya supaya menghormati sesama manusia, meskipun anutan agama mereka berbeza daripada Islam. Firman Allah bermaksud: “Wahai orang beriman,
hendaklah kamu semua sentiasa menjadi orang yang menegakkan keadilan kerana Allah, lagi menerangkan kebenaran dan jangan sekali-kali
kebencian kamu terhadap sesuatu kaum itu mendorong
kamu kepada tidak melakukan keadilan. Hendaklah kamu berlaku adil (kepada sesiapa
juga) kerana sikap adil itu
lebih hampir kepada takwa dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dengan mendalam akan apa
yang kamu lakukan.”
(Surah al-Maidah, ayat 8)
Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan
Hidup
di era modern ini setiap manusia dituntut harus bisa mengikuti perkembangan jaman.
Baik di semua bidang
termasuk ilmu pengetahuan, dan teknologi. Tapi kali ini saya akan membahas tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, dan kemiskinan. Penerapan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi harus memperhatikan kaidah nilai yang ada ditengah masyarakat.
Ilmu pengetahuan
Yang pertama
adalah ilmu pengetahuan, ilmu yang berubah seiring perkembangan jaman.
Sebenarnya
definisi ilmu pengetahuan itu tidak sederhana karena terdapat bermacam-macam pendapat dan teori. Tapi secara singkat Ilmu pengetahuan adalah gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara logis dan bersistem
dengan memperhitungkan sebab dan akibat.
Ilmu pengetahuan itu merupakan ilmu yang memberikan sebuah kepastian, karena ilmu pengetahuan didasarkan pada hal-hal ilmiah yang sudah jelas kebenarannya.
Hal-hal sikap ilmiah tersebut adalah :
-Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif.
-Selektif artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta
atau gejala, dan mengadakan pemilihan hipotes yang ada.
-Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah
maupun terhadap alat indra
dan budi yang digunakan untuk mencapai ilmu.
-Merasa pasti bahwa setiap pendapat
teori maupun aksioma terdahulu, telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk
dibuktikan kembali.
Teknologi
Kedua
yaitu tentang teknologi. Teknologi sudah
sangat jelas perkembangannya di era modern ini. Teknologi adalah keseluruhan
sarana untuk menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Jadi dapat dikatakan
bahwa teknologi itu diciptakan untuk membantu meringankan tugas manusia. Menurut Jacques ellul teknologi sama artinya
dengan teknik. Menurut Jacques teknik adalah berbagai metode, usaha dan
cara untuk
memperoleh hasil yang sudah distandarisasi dan diperhitungkan sebelumnya. Teknik ini menimbulkan sebuah fenomena di masyarakat.Ciri-ciri teknik menurut sastrapratedja(1980)
yaitu :
-Rasionalitas
-Artifisialitas
-Otomatisme
-Teknik berkemang pada suatu kebudayaan
-Monisme
-universalisme
-Otonomi
Bicara tentang teknologi, pastilah teknologi barat yang paling sangat menonjol. ciri-ciri teknologi
barat adalah :
-Serba intensif dalam segala hal,
seperti modal, organisasi, tenaga kerja, dll.
-Dalam struktur sosial, teknologi barat bersifat melestarikan sifat ketergantungan.
-Kosmologi atau pandangan teknologi barat menganggap dirinya sebagai pusat feriferi, waktu berkaitan dengan kemajuan secara linier.
Seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ada
kaitannya dengan nilai. Karena penerapan
ilmu pengetahuan terkadang kurang memperhatikan masalah nilai di tengah
masyarakat. Nilai adalah
sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti
sesuatu itu berharga atau berguna
bagi kehidupan manusia.
Kemiskinan
Yang terakhir
adalah kemiskinan, kemiskinan ini mungkin ada hubungannya
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat
berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Tapi tahukah anda
cirri-ciri masyarakat orang yang termasuk golongan yang berada dibawah garis kemiskinan??. Orang-orang yang digolongkan kedalam masyarakat yang dibawah garis kemiskinan memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
-Tidak memiliki faktor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan.
-Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh
tanah garapan atau modal usaha.
-Tingkat pendidikan yang rendah,
tidak sampai tamat SD.
-Kebanyakan tinggal di desa sebagai
pekerja bebas.
-Banyak yang hidup di kota berusia muda dan
tidak mempunyai ketrampilan.
Kemiskinan
dianggap menjadi sebuah masalah besar bagi suatu
Negara. Akan tetapi disamping
itu kemiskinan juga mempunyai fungsi, baik fungsi
social, ekonomi, cultural, dan
politik. Fungsi-sungsinya
adalah sebagai berikut :
-Fungsi ekonomi : penyediaan tenaga kerja untuk pekerjaan
tertentu, menimbulkan dana social, menciptakan lapangan pekerjaan baru dan memanfaatkan
barang bekas(masyarakat pemulung)
-Fungsi sosial : menimbulkan altruisme (kebaikan spontan) dan perasaa, sumber
imajinasi kesulitan kehidupan bagi orang kaya.
-Fungsi kultural : sumber inspirasi
kebijaksanaan teknokrat dan sumber inspirasi
sastrawan dan memperkaya budaya saling mengayomi sesama manusia.
-Fungsi politik : berfungsi sebagai
masyarakat gelisah atau masyarakat marginal untuk musuh bersaing
bagi kelompok lain