Cerita ini berawal saat saya masuk SMA tepatnya kelas sepuluh semua berawal saat seseorang pelajar perempun pindah sekolah dari pandeglang ke tangerang ya kira-kira akhir pelajaran semester lah, tapi dia di pindahin lagi ke kelas yang lain
Semua bermula di kelas sebelas awalnya bermula saat bulan april saat itu dia mendekati saya dan saat itu saya takut sekali dengan perempuan sampai-sampai saya jadi bahan tertawa teman-teman saya, karena saat dia memegang tangan saya, tangan saya tiba-tiba dingin, bahkan pernah sampai-sampai tidak bisa membuka sebuah permen, bahkan saya sempat bermain jujur, berani tatapan mata dan lain-lain, tepatnya saat pelajaran kewirausahaan saya tidak sengaja meminjam jam tangannya dan lupa mengembalikannya, dan saat itu saya mulai akrab sekali dengan dia, saat itu saya meminta nomor hp dia ke teman saya, dan saya mulai pdkt dengan dia, tepatnya saat kelas 12 un bulan april lalu, dia liburan 4 hari ke pandeglang sedangkan saya di tangerang, sampe akhirnya tanggal 30 april saya jadian dengan dia.
Dia adalah orang pertama
yang pernah hadir dalam kehidupan saya, saya sering
smsan bahkan telponan sama dia,
kenangan yang tidak bisa saya lupakan
adalah saat dia memberikan kue ulang tahun
buat saya, dia orang pertama
yang memberikan kue ulang tahun dan
mungkin yang terakhir buat saya, orang
tua saya saja lupa dengan
ulang tahun saya, sungguh saya
terharu dan saya berdoa supaya
semua impian dia menjadi kenyataan,
dan ke esokan
harinya saya jalan dengan dia
saya mengajak dia nonton, main game, makan malam, dan
mungkin untuk terakhir kalinya saya mengajak jalan
dia, setiap saya pulang sekolah
saya selalu pulang yang paling terakhir karena saya selalu
nemenin dia, karena dia pulang
di jemput jam 3, saya sempat jalan-jalan
dengan dia sebelum dia pulang
bahkan kami hampir menabrak tukang bakso, orang
yang sedang telofonan untung aja tidak
nabrak, saya bahkan selalu berbohong
kepada orang tua saya demi
dia, kenangan yang sangat sulit saya
lupakan adalah saat dia mengaca
dan saat dia menggambar babi, tepat tanggal
14 mei saya ngejenguk ke rumah
dia, tepatnya di pesantren abangnya
saya rela hujan-hujanan hanya untuk dia, tanggal
15 meinya, dia operasi usus buntu
dan kista dan saya sungguh
sedih sampai saya menangis, dan saat tanggal
16 mei saya rela tidak pulang
ke rumah setelah pulang sekolah hanya untuk
datang menjenguknya ke rumah sakit,
sampai-sampai saya di omelin orang
tua saya karena saya tidak
ijin terlebih dahulu, saya sering
ngejenguk dia ke rumah sakit
dengan teman saya, saya rela
melakukan apapun asalkan dia bahagia,
bahkan saya rela tidak main bersama teman-teman saya hanya untuk
dia dan saat
ukk saya membelikan dia sebuah boneka dan
saya memberikan boneka itu untuk
dia, bahkan saya bermain balon
dengan dia saat ukk di
sekolah.
Dan sekarang semua impian yang sering dia ceritakan ke
saya telah menjadi kenyataan dan saya harap
semua impian yang belum tercapai akan menjadi
kenyataan.
Tepat akhir 12 juni dia harus pindah ke pandeglang, sebelum ke pandeglang saya jalan dengan dia dan dengan teman saya dan kami hampir menabrak sebuah mobil, sungguh saya sangat sedih sekali sampai-sampai saya makan 5 butir panadol untuk menangkan pikiran saya karena dia akan pindah sekolah ke pandeglang, hingga akhirnya dia pergi ke pandeglang, dan tepat tanggal 15 juni saya putus dengan dia, saya putus karena saya sayang dengan dia dan saya sadar kalau saya sudah tidak sanggup lagi untuk membuat dia bahagia dan saya berjanji untuk melihat dia bahagia dengan saya atau pun dengan orang lain walaupun saya sedih tapi saya rela asalkan dia bahagia, karena lebih baik di kecewakan dari pada mengecewakan.
Dan mungkin dia sekarang bahagia di pandeglang, dan saya selalu akan mengingat semua kenangan yang telah dia berikan, dan mungkin saya sendirian yang akan pulang terakhir di sekolahan karena sudah tidak ada yang menemani saya lagi. dan dia adalah nabiela amaly humaidy latief yang akan jadi alpha dan omega yaitu yang pertama dan terakhir di kehidupan saya, dia adalah orang yang menjadi pelangi di hari saya yang sempat tak berwarna lagi dan dia adalah orang yang telah menyadarkan saya kalau saya benar-benar hidup di dunia, dia adalah penyemangat saya sekolah dan mungkin tahun depan saya sudah tidak semangat sekolah karena sudah tidak ada dia lagi dan sungguh saya sedih dan sekarang pun saya sedang menangis menulis cerpen ini dan kini bayangannya Menemani sepinya hari ku Yang sempat tak berwarna lagi.