KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT
yang selalu memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga kami sebagai penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Manusia Dan Keindahan “ ini dengan
sebaik-baiknya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas mata
kuliah Ilmu Sosial Budaya.Kami berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi
yang bermanfaat bagi peningkatan pembelajaran dan penambahan ilmu pengetahuan
para pembaca makalah ini.Penulisan makalah ini tidak sepenuhnya sempurna, maka
dari itu penulis memerlukan kritik dan saran dari berbagai pihak agar dapat
menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga
makalah ini berguna bagi para pembaca dan khususnya penulis sendiri.
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keindahan diartikan
sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan
dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan
budaya.Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau
memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu,
untuk kesempurnaannya.
Keindahan adalah
sesuatu yang sangat menenangkan jika kita melihat ataupun memperhatikan.membuat
kita terkesima dan terpaku saat melihat dan memperhatikannya. Keindahan sesuatu
yang baik, sesuatu yang cantik dan sesuatu yang menenangkan serta membuat kita
nyaman.
Keindahan itu sangat
luas.Keindahan dapat kita temui di segala penjuru, serta sudut-sudut yang
terkadang kita tak pernah sadar kalau disitu terdapat keindahan yang amazing.
Keindahan terkait pada
perasaan emosional manusia. Manusia bebas menentukan apakah hal ini menurut
dirinya indah tetapi tidak bisa memaksakan orang lain untuk mengatakan bahwa
hal itu adalah sesuatu yang indah.
Estetika adalah
ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana
seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah
sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap
sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa.
Renungan berasal dari
kata renung: artinya diam-diam memikirkan sesuatu atau memikirkan sesuatu
dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil dari merenung.Dalam merenung untuk
menciptakan seni ada beberapa teori. Teori-teori itu ialah: teori pengungkapan,
teori metafisik dan teori psikologik.
Keserasian berasal dari
kata serasi dan dari kata dasar rasi yang artinya cocok, kena benar dan sesuai
benar.Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan,
ukuran dan seimbang.
Maksud dan Tujuan
Makalah ini berjudul
“Manusia dan keindahan” maksud makalah ini adalah untuk memenuhi nilai mata kuliah Ilmu Budaya Dasar di bidang
Softskill. Makalah ini juga memiliki tujuan untuk menyesuaikan SAP yang telah di
susun pada Mata kuliah ini. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk
menambah ilmu pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca dan para mahasiswa.
BAB 2
TEORI
Manusia
Manusia adalah makhluk
ciptaan ALLAH swt yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya,
karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan
dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan
kita pun bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk (negatif)
buat diri kita sendiri. Selain itu dapat diartikan manusia secara umum adalah
manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosil. Karena bukan hanya diri
sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain. Maka sebab itu
manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial.
Keindahan
Keindahan itu suatu
konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas.Keindahan itu baru
jelas jika dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan
kata lain keindahan dapat dinikmati jika di hubungkan dengan suatu bentuk.
Dengan bentuk itu keindahan dapat berkomunikasi.Keindahan hanya sebuah konsep
yang baru berkomunikasi setelah mempunyai bentuk, misalnya lukisan, pemandangan
alam, tubuh yang molek, film, dan nyanyian.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya ” Garis besar estetika ”. Keindahan dalam
bahasa inggris diterjemahkan dengan kata ”beutiful” dalam bahasa perancis
”beau” sedang italia dan spanyol ”bello” berasal dari kata latin ”bellum”. Akar
katanya adalah ”bonum” yang berarti kebaikan. Kemudian mempunyai bentuk
pengecilan menjadi ”bonelium” dan terakhir di perpendek sehingga ditulis
”bellum”.
Perbedaan
menurut luasnya:
a. Keindahan dalam arti luas
b. Keindahan dalam arti estetis murni
c. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungan penglihatan
Keindahan dalam arti
luas menurut plotinus ilmu yang indah dan kebajikan yang indah.bangsa yunani
mengenal keindahan dalam arti estetisyang disebut ”symmetria”.
Pengertian
dalam arti seluas-luasnya meliputi:
- Keindahan seni
- Keindahan alam
- Keindahan moral
- Keindahan intelektual
Keindahan dalam arti
estetis murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya
dengan sesuatu yang diserapnya.Sedangkan keindahan dalam arti terbatas lebih
disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang diserapnya dengan
penglihatan yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.
Dari ciri itu dapat diambil kesimpulan, bahwa keindahan tersusun dari berbagai
keselarasan dan kebaikan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata.Ada juga
yang berpendapat keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras
dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Nilai Estetik
Dalam rangka teori umum
tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap
sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai
pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang
tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
Nilai Ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah
sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya
(”instrumental!Contributory value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat
atau membantu contohnya puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi,
baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik.
Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik adalah
sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun
demi kepentingan benda itu sendiri.Contohnya : pesan puisi yang ingin
disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai
intrinsik.
Kontemplasi dan Ekstansi
Kontemplasi
adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah yang
merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam
untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil
penciptaan.
Ekstansi adalah dasar
dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang
indah.
Hubungan Manusia dan Keindahan
Manusia dan keindahan
memang tak bisa dipisahkan sehingga kia perlu melestarikan bentuk dari
keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni
suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari suatu
kebudayaan yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur
politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman
manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan
budaya.Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian
hidup manusia.Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.Dimanapun
kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan identik
dengan kebenaran.Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan.
Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang
selalu bertambah. Sesuatu yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak
indah.Karena itu hanya tiruan lukisan Monalisa yang tidak indah, karena
dasarnya tidak benar.Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu,
melainkan kebenaran menurut konsep dalam seni.Dalam seni, seni berusaha
memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia yang menikmati
keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman
keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory)
walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
Keindahan tersebut pada
dasarnya adalah almiah.Alam itu ciptaan Tuhan.Alamiah itu adalah wajar tidak
berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah
abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada
sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai
daya tarik yang selalu bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur
keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan
adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan
benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses
menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian
pula kata indah diterapkan untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi,
orang yang menghargai kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang
–orang yang saleh merupakan persahabatan yang paling indah.
Jadi keindahan
mempunyai dimensi interaksi yang sangat luas baik hubungan manusia dengan
benda, manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan, dan bagi orang itu sendiri
yang melakukan interaksi.
Pengungkapan keindahan
dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu
pula.Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan
hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam
masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya.Tujuannya tentu
saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi
manusia secara kodrati.
Ada beberapa alasan
mengapa manusia menciptakan keindahan, yaitu sebagai berikut:
Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang
terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan,
sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai
kemanusiaan, misalnya kawin paksa.
Kemerosotan Zaman
Keadaan yang
merendahkan derajad dan nilai kcmanusiaan ditandai dengan kemerosotan
moral.Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia
yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual.
Sebagai contoh ialah
karya seni berupa sajak yang dikemukakan oleh W.S.Rendra berjudul “Bersatulah
Pelacur-pelacur Kota Jakarta”.Di sini pengarang memprotes perbuatan bejad para
pejabat, yang merendahkan derajad wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi revolusi,
tetapi tidak lebih dari pelacur.
penderitaan
manusia
Banyak faktor yang
membuat manusia itu menderita.Tetapi yang paling menentukan ialah faktor
manusia itu sendiri.Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat
nafsu ingin berkuasa.serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya.
Keadaan demikian ini
tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan
telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah.Yang tidak indah itu harus
dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.
Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat
dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta
kejadian-kejadian alam.Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan
Tuhan.Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah
tinian terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu
sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat kagum seniman Leonardo
da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa
sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal karena menarik dan
tidak membosankan.
Renungan
Renungan berasal dari
kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu
dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Sedangkan dalam kamus besar
bahasa Indonesia adalah buah pikiran. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada
beberapa teori, antara lain: teori pengungkapan, teori metafisik dan teori
psikologis.
Teori Pengungkapan
Dalil teori ini ialah
bahwa “arts is an expresition of human feeling” ( seni adalah suatu
pengungkapan dari perasaan manusia) Teori ini terutama bertalian dengan apa
yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan karya seni. Tokoh teori
ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952)
Beliau antara lain menyatakan bahwa “Seni adalah pengungkapan pesan-pesan)
expression adalah sama dengan intuition, dan intuisi adalah pegnetahuan
intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentagn hal-hal individual yang menghasilkan
gambaran angan-angan(images).”
Seorang tokoh lainnya
adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni aalah memunculkan dalam
diri sendiri suatu perasaan yagn seseorang telah mengalaminya dan setelah
memunculkan itu kemudian dengan perantaraan berbagai gerak, garis, warna, suara
dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata memindahkan perasaan itu sehingga
orang-orang mengalami perasaan yang sama.
Teori Metafisik
Teori seni yang
bercotak metafisik merupakan salah satu contoh teori yang tertua, yakni berasal
dari Plato yang karya-karyanya untuk sebagian membahas estetik filsafat,
konsepsi keindahan dari teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengungkapkan
suatu teori peniruan (imitation teori). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang
mendalikan adanya dunia ide pada tarat yang tertinggi sebagai realita Ilahi.
Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan
cerminan semu dan mirip realita ilahi. Dan karyu seni yang dibuat manusia
adalah merupakan mimemis (tiruan) dari ralita duniawi
Teori Psikologis
Para ahli estetik dalam
abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam
pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya
berdasarkan psikoanalisa dikemukakan bahwa proses penciptaan seni adalah
pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya
seni tiu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang wujudkan keluar dari
keinginan-keinginan itu. Teori lain lagi yaitu teori permainan yang
dikembangkan oleh Fredrick Schiller (1757 -1805) dan Herbert Spencer ( 1820 –
1903 ) menurut Schiller, asal seni adalah dorongan batin untuk bermain-main
(play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Seni merupakan semacam permainan
menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya
kelebihan energi yang harus dikeluarkan. Dalam teori penandaan (signification
theory) memandang seni sebagai lambing atau tanda dari perasaan manusia
Keserasian
Keserasian berasal dari
kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai
benar.Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan,
ukuran dan seimbang.
Dalam pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian hams dipadukan wamanya
bagian atas dengan bagian. bawah. Atau disesuaikan dengan kulitnya. Apabila
cars memadu itu kurang cocok, maka akan merusak pemandangan. Karena itu dalam
keindahan ini, sebagian ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasamya
adalah sejumlah kualitas / pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu
hal.Kualita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity).
Filsuf Ingris Herbert Read merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan
dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara pencerapan-pencerapan
inderawi kita (beauti is unity of formal relations among our sence-perception).
Pendapat lain menganggap pengalaman estetik suatu keselarasan dinamik dari
perenungan yang menyenangkan.
Teori obyektif dan teori subyektif
The Liang Gie dalam
bukunya garis besar estetika menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua
teori yakni teori obyektif dan teori subyektif.
Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat dasar
dari keindahan.Apakah keindahan menmpakan sesuatu yang ada pada benda indah
atau hanya terdapat dalam alam pikiran orang yang mengamati benda tersebut.Dari
persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai
teori obyektif dan teon subyektif.
Pendukung teon obyektif adalah Plato, Hegel dan Bernard Bocanquat, sedang
pendukung teon subyektif ialah Henry Home, Earlof Shaffesbury, dan Edmund
Burke.
Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai
estetik adalah sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang
bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.Teori subyektif, menyatakan
bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada
hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda.Adanya keindahan
semata-mata tergantung pada pencerapan dari si pengamat itu.Yang tergolong
teori subyektif ialah yang memandang keindahan dalam suatu hubungan di antara
suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang mengamatinya seperti misalnya
yang berupa menyukai atau menikmati bendaitu.
Teori obyektif
memandang keindahan sebagai suatu kwalita dari benda-benda: Kwalita bagaimana
yang menyebabkan sesuatu benda disebut indah telah dijawab oleh bangsa Yunani
Kuno dengan teori perimbangan yang bertahan sejak abab 5 sebelum Masehi sampai
abab 17 di Empa. Sebagai contoh bangunan arsitektur Yunani Kuno yang berupa
banyak tiang besar.
Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunani Kuno dulu dipahami pula
dalam arti yang lebih terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan
angka-angka.Keindahan dianggap sebagai kualita dari benda-benda yang disusun
(yakni mempunyai bagian-bagian).Bangsa Yunani menemukan bahwa hubungan-hubungan
matematik yang cermat sebagaimana terdapat dalam ilmu ukur dan berbagai
pengukuran proporsi ternyata dapat diwujudkan dalam benda-benda bersusun yang
indah.
Teori perimbangan berlaku dari abad ke-5 sebelum masehi sampai abad ke 17
masehi selama 22 abad.Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat
empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni.Bagi mereka keindahan hanyalah
kesan yang subyektif sifatnya.
Keindahan hanya ada pada pikiran orang yang menerangkannya dan setiap pikiran
melihat suatu keindahan yang berbeda-benda.Para seniman romantik umumnya
berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak adanya keteraturan,
yakni tersusun dari daya hidup, penggambaran, pelimpahan dan pengungkapan
perasaan.Karena itu tidak mungkin disusun teori umum tentang
keindahan.Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya
cocok, kena benar, dan sesuai benar.Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung
unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.
Dalam pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian hams dipadukan wamanya
bagian atas dengan bagian. bawah. Atau disesuaikan dengan kulitnya. Apabila
cars memadu itu kurang cocok, maka akan merusak pemandangan. Karena itu dalam
keindahan ini, sebagian ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasamya
adalah sejumlah kualitas / pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu
hal.Kualita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity).
Filsuf Ingris Herbert Read merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan
dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara pencerapan-pencerapan
inderawi kita (beauti is unity of formal relations among our sence-perception).
Pendapat lain menganggap pengalaman estetik suatu keselarasan dinamik dari
perenungan yang menyenangkan.
Keindahan atau keelokan
merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang
memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak
dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian
dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang
ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan
dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Pengalaman “keindahan” sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yang
seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik
dan ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman subyektif, sering
dikatakan bahwa beauty is in the eye of the beholder atau “keindahan itu berada
pada mata yang melihatnya.”"
Kata benda Yunani klasik untuk “keindahan ” adalah κάλλος, kallos, dan kata
sifat untuk “indah” itu καλός, kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος,
hōraios, kata sifat etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti “jam.”
Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan “berada di jam
(waktu) yang sepatutnya.”
Keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek
dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni,
(meskipun tidak semua hasil seni indahl, pemandangari alam (pantai, pegunungan,
danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata, bibir, hidung,
rambut, kaki, tubuh), rumah ( perabot rumah tangga dan sebagainya), suara,
warna dan sebagainya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran.
Contoh Kasus adalah aliran sungai pada Sungai Gangga pada gambar diatas, bila
dilihat oleh mata akan terasa beberapa warna yang dapat memajakan mata, bila
didengar akan terdengan gemericik air yang mengalir lembut, sinar matahari yang
menembus kedalam air menciptakan warna baru seperti warna emas yang memantulkan
secercah warna khusus diatas air. Itulah contoh keindahan menurut saya.
Opini:
Menurut saya keindahan yang dirasakan oleh setiap manusia itu berbeda-beda
tergantung dari pandangan manusia tersebut, bila keindahan itu benar dirasakan
maka manusia itu akan merasa tentram dan nyaman. Hal yang membuat perbedaan
keindahan pada setiap manusia adalah kadar pengetahuan manusia itu sendiri akan
nilai estetika, karena perbedaan inilah yang membuat penilaian setiap manusia
akan keindahan selalu berbeda-beda.
BAB 3
KESIMPULAN
Setelah kita
mempelajari dan mengkaji Hubungan Manusia dan Keindahan dalam Ilmu Budaya
Dasar, maka kami dapat memberikan sebuah analisa yang kami susun
berdasarkan pemahaman dari materi metode dalam Ilmu Budaya Dasar.
Keindahan identik
dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan kebeenaran adalah
keindahan. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya
tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak
mempunyai keindahan. Adapun manusia juga mempunyai fitrah kesenangan terhadap
keindahan dan kecenderungan terhadap sesuatu yang indah, sehingga hubungan
keindahan dan manusia tak dapat dipisahkan.
Hubungan manusia dan
keindahan sangatlah erat, kerena rasa suka akan keindahan sudah menjadi fitrah
dalam diri manusia. Meskipun dalam pribadi seseorang tidak dapat melakukan dan
menerapkan rasa keindahan pada hakikatnya seseorang tersebut tetap menyukai
akan keindahan.
Banyak cara yang
dilakukan oleh manusia itu sendiri dalam mencari keindahan. Orang yang
suka terhadap seni maka dia akan menemukan keindahan tersebut dalam kesenian
yang digelutinya dan banyak juga cara yang lainnya untuk mencari keindahan
yaitu dengan merenungkan suatu hal, dimana dengan perenungan tersebut akan
ditemukan rasa dan nilai keindahan yang diinginkan.
Mind Map